CERITA RANTAUKU DI NTB. STOLANG-2015-2016

kali ini saya akan bercerita tentang di mana masa saya merantau di pulau seberang yaitu di kab. Bima kec. wera desa Tawali.




ok langsung saja:
ini bisa saja mulai dari hal-hal kecil, seperti logat bahasa Bima/doum Bojo, tapi selain logat bahasa masih ada banyak hal lain yang saya rasakan sebagai anak Rantau Apasaja sih emangnya? simak yuuk.
tahun 2014-2015.
di mulai dari pulau Bali, saya masih merasa tenang karan masih banyak jaringan teman saudara dan sahabat yang berada di pulau bali, ok lanjt, sesampainya saya di pelabuhan penyembrangan pulau bali dan pulau NTB lombok tepatnya di pelabuhan Padang Bai Karang asem Bali, menuju pelabuhan Lembar Lombok Barat. selang beberapa menit sekitar 30 menit akhirnya saya sampai di terminal bertais pada tahun 2014 terminal yang saya kira sesuai denga terminal yang ada di jawa, RAMAI-BANYAK PENUMPANG-DAB BANYAK BUS BERPERASI ANTAR PROPINSI. eeh semua itu tak sama dengan terminal besar yang pernah saya tau di daerah Jawa. istirahat beberapa jam di dalam bus, di saat itu juga banyak pereman yang berkeliaran di dalam terminal hingga masuk ke dalam bus para penumpang sebut saja para pereman P, penumpang w.

P- permisi dari mana dan mau ke mana,? tanya seorang pereman yang sudah masuk ke bus.
W- saya dari jawa dan mau pergi ke Bima!
P- ooh jawa masnya? tanya sang pereman sambil bernada agak kasar.
W- iya saya dari jawa pak.
P- keluarin semua uang di dompet
W- tanyaku sambil bingun buat apa?
P- saya minta uang buat makan.
W-uang saya sisa 6000rp.
P-kamu mau tipu saya, jangan macam-macam kamu di sini. kamu orang jawa.
W- lantas kenpa kalau saya orang jawa tanya sambil sedikit agak emosi!
P-teriak sang pereman, semua keluarin isi dompet kalian kalau tidak habis semua kalian di sini.
W-saya mulai berfikir ini tidak bagus,

akhirnya saya membuka tas kecilku yang berisi gunting kecil dan sambil memegang gunting di dalam tas kecilku. saya berfikir jika nanti macam-macam akan saya tusuk gunting ini. dan saya masih berfikir bahwa saya mempunyai keturunan Madura yang tidak pernah takut dengan siapapun, eeeh ternyata pas saya liat di depan ada sekitar 5 orang madura yg juga ingin merantau di pulau NTB, ternyata 5 orang Madura juga mengeluarkan uang yang ada di dompetnya. waaah serentak pikiran saya bergulir, itu orang madura apa bukan?.
di saat itu juga saya berfikir cerjas dan uang yang ada di dompet saya keluarin tanpa sepengetahuan para preman yang ada di bus, akhirnya saya sisikan uang di dompet hanya 700rb. dan preman itu menghampiri saya dan di bukalah dompet saya ternyata pas dugaan saya dompet yang asal mulanya isi 1,5jt. saya sisain 700rb. dan preman itu mengambilnya juga padahal itu uang hanya 700rb, di situ saya berfikir ini preman kelas kakap apa kelas teri.. langsung hati perasaan saya ketawa sampai perut saya sakit.
singkt cerita sesampainya saya di pulau NTB Bima. dan saya langsung menuju kec. wera desa Tawali. di sanalah saya memulai dan menulis perjalananan saya selama merantau.

mungkin banyak sang perantau yang mengalami hal-hal di bawah ini karna itu saya juga mengalaminya. :

1. SAYA TERDIAM KETIKA PEMBICARAAN BERALIH KE BAHASA DAERAH YANG TIDAK SAYA MENGERTI.

pertama kali saya bertemu sama orang di kampung Tawali dusun garorandi. saya bingung dengan bahasa yang tak saya tau maknanya. saya mencoba menelusuri dan ingin tahu, apakah orang di sini mengerti tentang berbahasa indonesia,
a. permisi saya ingin beli rokok satu bungkus, penjaga toko kebingungan
b. dou tabe weli au ngomi. ( tanya dia kepada saya) sayapun juga bingung ini apa maksudnya.
a. saya ingin beli rokok satu bungkus..masih saja penjaga toko merasa kebingungan.
b. weli au tiwara tilong kao nahu nuntu bahasa jawa.
a. saya pun bingun. akhinya saya memakai bahasa tubuh alias bisu. tangan ku kuarahkan ke bungkus rokok , akhinya dia memahami apa yang saya maksud.

lepas itu saya berfikir dan saya harus belajar bahasa Bima/mboujo. saya terus belajar bahasa Bima sehari saya harus menghafal kosa kata dan kalimat sehari-hari.
yaitu perhari saya harus menghafal 5/10 kosa kata bahasa Bima.
singkat cerita saya mulai berkreatif tentang usaha di mulai dari memberikan modal kepada orang desa yang membutuhkan modal, hehehe tapi tidak banyak. yaa 5jt kebawah. yaitu membeli bibit bawang yang nantinya di bagi hasil.

2. RASA MAKANAN YANG BEDA SAMA SELERA LIDAH.
ini yang sering kali terjadi karna kita belum terbiasa menerima makanan khas orang Bima selang beberapa bulan yang lidah saya mulai terbiasa akhirnya meski masakan asam dan pahit saya mulai terasa enak dan bahkan saya mulai cinta masakan khas orang Bima..


3. MERASA SENDIRI DAN MERASA TAK PUNYA TEMAN
awalnya saya merasa kesepian karna tak banyak yang saya kenal. cuman kenal hanya 4 orang saja, yaitu si HADI anaknya ABU HADI garorandi-ADHAR-JHON-EWON. dari 4 orang itu saya mulai berteman dengan teman2 mereka agar saya tidak merasa sendiri di daerah atau desa itu, dan mereka juga bisa berbahasa indonesia meski belum sempuna kadang-kadang keceplosan memakai bahasa Bima.  

ok lanjut ceritaku. menyelang 3-4 bulan saya selama itu saya terus bekerja keras dan belajar mengetahui bagai mana cara menanam Bawang  di daerah Bima. yang juga terkenal Bawang merah yang sangat super.


selaqng waktu yang sangat singkat pada bulan ke 6-7 saya mengembangkan uasaha yaitu dengan membangun bengkel kecil yaitu bengkel Las bersama Abdul Rasid/ABRAS panggilanya dia terkenal kejam atau terkenal pembunuh bayaran dan pembunuh berdarah dingin, tapi selepas di keluar dari bui dia mulai berubah dan membangun bengkel bersama dengan saya. hampir setiap malam kita bergadang dan memikirkan cara bagai mana kita bisa membesarkan bengkel kecil ini. selang 2 bulan akhirnya bengkel mulai ramai dan mulai menambah stok besi dan modal yang kita kerjakan. selama kurang lebih sekitar 6 bulan kami menjalani bengkel itu pada akhirnya kami mempunyai konflik internal keluarga dan saya mencoba menghindar karna saya merasa saya bukan siapa-siapa di keluaga itu. akhirnya saya memiliki inisiatif mengembangkan usaha sendiri pada bulan puasa 2016 saya membuka usaha jual ES tepatnya di samping BANK BR desa Tawali Kec. wera. sebelah kiri pasar Tawali. selama bulan puasa saya tetap berjualan dan pada akhir puasa saya mendapatkan hasil sekitar 3,4jt. dari modal 800rb. dan pada hari lebaran idul adha 2016 saya merasa orang yang paling sedih karna tidak bisa berkumpul dengan keluar pada hari kemenangan bagi umat muslim.
 selepas itu saya mulai pindah ke rumah orang di mana keluarga itu yang sangat menghargai saya dan menerima saya dengan apa adanya. bahkan saya di anggap anak kandung oleh mereka.
saya pindah tempat karna masih ada koflik internal dari keluarga yang pertama kali saya tempati. yaitu di dusun tawali.
 pindahku di dusun terwuwu desa tawali kec. wera. di sana saya menemukan hangatnya keluarga kembali seakan-akan saya merasa lahir dari keluarga itu. meraka baik dan mereka menerima saya dengan apaadanya. bahkan mereka melayani saya dengan sangat baik layaknya saya seorang anak kandung. yaitu AMUH-HAUH-MOA-REGE-BIBI MALA.DLL.
selama saya pindah di rumah keluarga yang penuh dengan kehangata kasih sayang, tapi saya merasa sedih karna saya tidak lama tinggal di sana sekitar 3 bulai.
di saat kepulangan saya sekitar kurang satu minggu saya mencoba membuat sedikit acara kenang-kenangan  yang mungkin bagi saya takkan saya lupakan. ...

mungkin sampai di sini dulu cerita rantauku STOLANG.
maaf saya sengaja tidak saya tulis cerita kisah cinta yang pernah ada di Bima. mungkin lain kali ok
sekali lagi maaf.
salamku STOLANG.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa Depan Yang Cerah

KEIKHLASAN HATI

PERTEMANAN SEJATI